Home » » Mengingatkan Kiamat Keadaan Di Hari Arafah

Mengingatkan Kiamat Keadaan Di Hari Arafah

Mengingatkan Kiamat Keadaan Di Hari Arafah
Diantara pelajaran penting dan penuh makna dari pelaksaan ibadah haji adalah berkumpulnya banyak orang di tempat penuh berkah yang di saksikan oleh semua jamaah haji di hari Arafah. Mereka wukuf di Arafah sambil mengucapkan talbiyah dan memohon kepada Allah Ta’ala, mengharap rahmat-Nya dan takut akan adzab-Nya memohon karunia-Nya yang berlimpah di hari berkumpulnya umat Islam terbesar yang pernah di saksikan.

Wukuf di Arafah mengingatkan kaum Muslimin akan adanya pengumpulan yang maha besar nanti di hari Kiamat. Kala itu, seluruh manusia dari yang pertama sampai yang terakhir akan berkumpul untuk menunggu keputusan Allah Ta’ala kemudian mereka akan berjalan menuju tempatnya masing-masing. Ada yang mendapatkan nikmat yang kekal dan ada pula yang tertimpa azab yang sangat pedih. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk golongan yang pertama.


Ibnu Qayyim rahimahullah dalam sya’ir mimiyyahnya mengatakan :

Sungguh agungnya hari pengumpulan itu. Seperti pengumpulan di hari Kiamat, namun hari Kiamat itu lebih dahsyat

Kedahsyatan hari Kiamat itu sudah tidak diragukan lagi.
Allah Ta’ala berfirman :"Dan mereka akan dibawa ke hadapan Rabbmu dengan berbaris."
(QS. al-Kahfi /18:48).

Allah Ta’ala juga berfirman :Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).
(QS. al-Haqqah / 69:18).

Pada hari Kiamat itu, Allah Ta’ala mengumpulkan semua hamba-Nya, sebagaimana firman-Nya : "Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari Kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya".
(QS. an-Nisa / 4:87).

Dan Allah Ta’ala berfirman :"(Ingatlah) hari (yang di waktu itu), Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan."
(QS. at-Taghabun / 64:9).

Dan Allah Ta’ala berfirman :"Hari Kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi)nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh semua makhluk)."
(QS. Hud / 11:103).

Pada hari pengumpulan itu tidak ada perbedaan antara umat terdahulu dan yang terakhir. Semua berkumpul di waktu yang sangat agung itu :"Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal."
(QS. al-Waqi’ah / 56:49-50).

Tidak ada seorang pun yang tidak menghadiri perkumpulan itu, walaupun badannya hancur di ruang angkasa, dan hilang di telan bumi dan di makan burung atau binatang buas. Semuanya akan dikumpulkan dan tidak ada cara untuk menghindar.

Allah Ta’ala berfirman :"Dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka."
(QS. al-Kahfi / 18:47).

Allah Ta’ala juga berfirman : "Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari Kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. al-Baqarah / 2:148).

"Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Rabb Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti, dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri-sendiri."
(QS. Maryam / 19:93-95).

Mereka akan dikumpulkan di bumi yang berbeda dengan bumi mereka di dunia. Allah Ta’ala berfirman : "(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa."
(QS. Ibrahim / 14:48)

Bumi yang menjadi tempat berkumpulnya manusia nanti di akhirat telah dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Sahal bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan, “Aku telah mendengarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pada hari Kiamat kelak, manusia akan dikumpulkan di bumi yang sangat putih berbentuk bulat pipih dan datar seperti roti bulat yang putih tidak ada tanda (bangunan) milik siapapun di atasnya.
(HR. al-Bukhari, no. 6521 dan Muslin no. 2790).

Maksudnya (mereka di kumpulkan) di atas bumi yang datar, tidak ada dataran yang tinggi ataupun rendah, tidak ada pegunungan dan bebatuan dan tidak ada tanda tempat tinggal ataupun bangunan.

Mereka dikumpulkan dalam keadaan tidak mengenakan sandal, telanjang tidak mengenakan pakaian, dalam keadaan tidak berkhitan. Dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum, ia menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesunggunya kalian akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum dikhitan, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah Ta’ala (yang artinya) : Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kami lah yang akan melaksanakannya.
(QS. al-Anbiya / 21:104).
(HR. al-Bukhari, no. 3349 dan Muslim no. 2860).

Disebutkan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim dari A’isyah radhiyallahu ‘anha, ketika Ia mendengarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :Manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum dikhitan. Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, wanita dan laki-laki semua akan saling melihat satu sama lain ? Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Wahai ‘Aisyah kondisinya mengalahkan keinginan mereka untuk saling melihat satu sama lain
(HR. Bukhari no. 6527 dan Muslim no. 2859).

Pada hari itu, letak matahari semakin dekat ke manusia sehingga jaraknya hanya satu mil saja, sementara itu tidak ada tempat bernaung kecuali naungan Arsy (singgasana Allah). Diantara manusia, ada yang mendapat naungan Arsy dan ada pula yang terpanggang oleh panasnya matahari. Panas matahari itu menyengat dan menambah penderitaan serta semakin menimbulkan kegelisahannya. Kala itu, manusia saling berdesakan dan saling berhimpitan satu sama lain, sehingga terjadi saling dorong, kaki-kaki saling menginjak dan tenggorakan kering karena kehausan. Sungguh pada waktu itu, manusia mengalami tiga hal yang sangat berat dalam waktu yang bersamaan, yaitu panasnya sengatan matahari, kerongkongan yang kering serta badan berdesakan. Sehingga tak ayal lagi, keringat bercucuran dan tumpah ke tanah, sehingga membasahi kaki-kaki mereka sesuai dengan kedudukan dan kedekatan mereka dengan Rabb mereka. Diantara manusia ada yang keringatnya sampai ke bahu dan pinggangnya; dan di antara mereka ad yang keringatnya sampai di telinga; Dan ada yang benar-benar tenggelam dalam keringatnya sendiri.[1] Semoga Allah Ta’ala memelihara dan menyelamatkan kita.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pada hari Kiamat, manusia berkeringat, sehingga keringat mengalir ke bumi tujuh puluh hasta dan menenggelamkan mereka hingga telinga
(HR. al-Bukhari, no. 6532).

Dari Miqdad bin al-Aswad radhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Pada hari Kiamat, matahari didekatkan ke manusia hingga kira-kira sebatas satu mil. Lalu manusia berkeringat sesuai amal perbuatan mereka. Di antara mereka ada yang berkeringat hingga (merendam) tumitnya; Diantara mereka, ada yang berkeringat sampai (menenggelamkan) lutut; Diantara mereka, ada yang berkeringat sampai (merendam) pinggangnya; Dan ada yang dikendalikan oleh keringatnya sendiri. (al-Miqdad , Sahabat yang meriwayatkan hadits ini) mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan tangan ke arah mulut beliau.”
(HR. Muslim no. 2864).

Sehari mereka berdiri (di padang mahsyar) sama dengan lima puluh tahun dunia ii.

Allah Ta’ala berfirman :

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.
(QS. al-Ma’arij / 70:4).

Disebutkan dalam Shahih Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidak ada seorang pun pemilik emas dan perak yang tidak mengeluarkan zakatnya melainkan di hari Kiamat akan dibuatkan setrika dari api yang dinyalakan dalam neraka. Lalu disetrikakan pad perut, dahi dan punggungnya, setiap kali setrika itu dingin maka akan dipanaskan kembali untuknya di hari yang setara dengan lima puluh ribu tahun (di dunia) hingga perkaranya di putuskan, barulah ia melihat jalan keluarnya apakah akan ke surga atau ke neraka.
(HR. Muslim no. 987).

Namun, kondisi ini akan diringankan oleh Allah Ta’ala bagi orang-orang yang beriman. Kita memohon karunia kepada Allah Ta’ala yang Maha Pemurah. Dalam kitab Mustadrak al-Hakim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Lama hari Kiamat bagi orang-orang beriman seperti waktu antara Zhuhur dan Ashar. (al-Mustadrak, 1/84) dan dishahihkan al-Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’, no. 8193).

Allah Ta’ala juga akan menaungi orang-orang beriman dengan naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Allah berfirman dalam hadits qudsi :"Dimana orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka saat tidak ada naungan pada hari ini selain naungan-Ku."
(HR. Muslim no. 2566).

Pada hari itu, seluruh manusia meminta tolong kepada para Nabi. Mereka meminta agar diberikan syafaat di sisi Allah Ta’ala untuk segera menentukan dan memutuskan perkara diantara para hamba. Namun semua nabi menyampaikan alasan tidak bisa memberikan syafa’at kecuali nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Itu untuk saya.” Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi dan sujud di bawah Arsy Rabbil alamin, Allah Ta’ala mudahkan beliau untuk mengucapkan ucapan syukur dan pujian-pujian yang baik yang sebelumnya tidak pernah diajarkan untuk seorangpun, kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam “Angkatlah kepalamu! Mintalah niscaya engkau akan diberikan! Dan berilah syafa’at niscaya syafaatmu (akan didengar)! Dan di saat itulah Allah Ta’ala datang untuk memberikan keputusan untuk para hamba-Nya.

Allah Ta’ala berfirman :"Dan Rabbmu datang, sementara para malaikat berbaris-baris, dan pada hari itu neraka Jahanam diperlihatkan; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia (manusia) mengatakan, “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”
(QS. al-Fajr / 89:22-24).

Dalam sebuah bait syair disebutkan

Ingatlah ketika engkau datang menghadap Allah seorang diri. Sementara timbangan untuk amalan telah ditegakkan. Segala yang menutupi maksiat telah dimusnahkan. Sementara dosa datang tanpa ada penutup.

Maka marilah kita merenungi hari yang sudah dijelaskan untuk kita, Kita merenungi kondisi yang sudah diberitakan kepad kita, Hendaklah kita mempersiapkan segala yang diperlukan dan hendaklah kita senantiasa bertakwa kepad Allah, karena sesungguhnya takwa adalah bekal terbaik.

Allah Ta’ala berfirman di akhir ayat-ayat tentang ibadah haji :"Dan bertakwalah kepad Allah, dan ketahuilah, bahwa kamu akan dikumpulkan kepada-Nya."
(QS. al-Baqarah / 2:203).

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua temasuk para hamba-Nya yang senantiasa bertakwa, dan semoga Allah Ta’ala melindungi kita semua dari kehinaan di hari kiamat dan kita memohon dengan karunia dan kemurahan Allah Ta’ala supaya kita termasuk orang-orang yang selamat.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin al-Abbad

Sumber: Majalah As-Sunnah edisi: 06/thn XV/Dzulqadah 1432H/Oktober 2011M
Madrasah Ibnu Abbas As-Salafy Kendari

Demikian tadi sahabat sedikit mengenai Mengingatkan Kiamat Keadaan Di Hari Arafah.Semoga berguna dan bermanfaat saudaraku...

Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment