Home » » Sisi Kemuliaan Orang Yang Taat

Sisi Kemuliaan Orang Yang Taat


Bismillah

Islam itu luhur, agung, mulia dan tak ada aturan apapun yang mengungguli Islam.Nilai ini tidak akan pernah berubah, kapan pun, di mana pun, di dalam kondisi apapun, dan dimana pun.Hanya saja, sikap manusia terhadapnya, dari sisi dukungan dan penentangan memang pasang surut.Ibarat roda berputar, kadang di atas kadang di bawah.
Tidak selayaknya seorang muslim mengekor dan membebek tradisi orang kafir.Karena umat Islam adalah "ummatan wasatha" yang sebagian ahli tafsir mengartikan "Kaum yang tingkatannya berada di bawah para nabi, namun di atas semua umat yang ada."Maka selayaknya kita yang menjadi contoh, bukan yang mencontoh.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : " Janganlah kalian bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.
( QS. Ali Imran : 139 ).

Ya, orang beriman itu tinggi dan mulia, meskipun sedikit sekali orang yang sepaham dengan mereka. Walaupun mereka minoritas, sekalipun mereka di tindas.Karena kemuliaan itu melekat pada Islam, iman dan takwanya.Bukan pada rupa, harta, status sosial atau banyak sedikitnya teman yang mendukungnya.Dengan ukuran inilah Islam menilai, dengan takaran ini pula para pendahulu kita di kalangan sahabat, tabi'in dan tabi'ut tabi'in menimbang.

Karena keimanannya,Bilal bin Rabah, yang tadinya seorang budak hitam dari Habsyi, kurus dan berambut keriting digelari Umar bin Khattab dengan sayyidina : "Abu bakar pemimpin kita telah memerdekakan pemimpin kita juga (yakni Bilal)" 
( HR. Bukhari ).

Bahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam telah mendengar suara terompah Bilal di jannah, sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh Muslim.Begitulah, dengan ketaatannya, Bilal dimuliakan oleh orang-orang shalih di dunia, diangkat derajatnya oleh Allah di akherat.

Ada juga Abdullah bin Mas'ud, sahabat Rasulullah yang berperawakan kecil, kurus, miskin, dan bukan keturunan bangsawan.Tapi memiliki kedudukan yang istimewa dan dipercaya Rasulullah dalam hal yang sifatnya privasi.Sehingga beliau dijuluki dengan shahibu sawaadi (sirri) Rasulillah.Umar pun mempercayakan beliau sebagai Gubernur di Kufah pada masa pemerintahannya.

Adapun kemuliaan di sisi Allah, Rasulullah bersabda : "Demi yang jiwaku ada di tanganNya, sungguh kedua betisnya (pada hari kiamat) lebih berat timbangannya daripada gunung Uhud."
( HR. Ahmad, Thabrani ).

Demikianlah sekilas tentang beberapa sisi kemuliaan orang yang taat kepada Allah dan RasulNya.Walaupun para shahabat itu bukanlah dari orang yang berada, kaya ataupun terpandang tetapi perjuangan dan kecintaan terhadap Allah, Rasulullah dan Islam tidak diragukan lagi.

Semoga kita bisa mengambil ibrahnya.

Wallahu A'lam bishawab
Penulis : Abu Umar Abdillah

Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment