Home » » Adab Bertetangga Dan Keutamaan Memuliakan Tetangga Dalam Islam

Adab Bertetangga Dan Keutamaan Memuliakan Tetangga Dalam Islam

Hikmah keutamaan memuliakan menghormati tetangga dalam Islam dan juga adab etika bertetangga perlu untuk diketahui karena memang banyak manfaat di balik hal tersebut.

Menghormati memuliakan tetangga adalah merupakan tuntunan di dalam agama Islam yang sebagai umat islam tentunya kita harus bisa melaksanakan akan hal semacam ini. Karena apapun juga pada hakekatnya tetangga adalah merupakan keluarga terdekat kita bila kita menunaikan hak kewajiban dalam kehidupan bertetangga itu sendiri.

Menghormati tetangga dan berperilaku baik terhadap mereka. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah ra :

"hendaklah ia berprilaku baik terhadap tetangganya". (HR. Muttafaq’alaih).

Adab Etika Bertetangga Dalam Islam

Rasulullah SAW mengabarkan, empat hal termasuk kebahagiaan, di antaranya tetangga yang baik. Beliau juga menyebutkan empat hal termasuk kesengsaraan, di antaranya tetangga yang jahat. Karena bahayanya tetangga yang jahat ini.

Memuliakan Berbuat Baik Kepada Tetangga


Hak-hak tetangga tidak ditujukan bagi tetangga kalangan muslim saja. Tentu saja tetangga yang muslim mempunyai hak tambahan lain lagi yaitu juga sebagai saudara (ukhuwah Islamiyah). Tetapi dalam hubungan dengan hak-hak ketetanggaan semuanya sejajar.

Berbuat baik dan memuliakan tetangga adalah pilar terciptanya kehidupan sosial yang harmonis. Apabila seluruh kaum muslimin menerapkan perintah Allah Ta'ala dan Nabi SAW ini, sudah barang tentu tidak akan pernah terjadi kerusuhan, tawuran ataupun konflik di kampung-kampung dan di desa-desa.

Rasulullah SAW bersabda yang artinya :
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya" (HR. Muttafaq’alaih)

Betapa tegas perintah Rasulullah SAW tersebut, hingga kedudukan memuliakan tetangga di sejajarkan dengan keimanan seseorang terhadap Allah SWT dan hari akhir. Artinya barangsiapa yang tidak memuliakan (berbuat baik) terhadap tetangganya, maka ia dikategorikan sebagai orang yang tidak beriman terhadap Allah dan hari akhir.

Terkadang kita sebagai umat muslim hanya berbuat baik terhadap tetangga yang muslim saja. Padahal pada QS. An Nisa ayat 36 di atas tidaklah dibatasi jenis tetangga tersebut. Dengan demikian, walaupun di samping kita terdapat tetangga non muslim, tetap kita berkewajiban untuk memuliakannya.

Kita juga jangan terpaku bahwa yang namanya tetangga adalah dia yang rumahnya bersebelahan dengan rumah kita. Ayat di atas jelas menerangkan bahwa tetangga ada yang dekat dan ada yang jauh. Maka perhatikanlah pula tetangga jauh itu dan muliakanlah mereka.

Adab Islam Dalam Bertetangga


Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah. Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil; dan hendaknya kita ulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata kita dari wanita mereka dan merahasiakan aib mereka.

Dan diantara adab etika bertetangga dan bermasyarakat antara lain adalah sebagai berikut :

Tidak Mengganggu Tetangga

Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka, seperti suara radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka.

Rasulullah SAW telah bersabda: "Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman! Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: “Adalah orang yang tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatannya”. (Muttafaq’alaih).

Islam mengajarkan kepada kita bahwa dalam hidup bertetangga harus saling berbuat baik. Perbuatan baik yang perlu dilakukan terhadap tetangga beraneka ragam bentuknya. Mulai dari soal memberi makanan, hingga saling bekerja sama dalam kebajikan. Memberi makanan kepada tetangga perlu dilakukan, walau hanya sekedar memberikan kuah sayur yang kita masak di rumah.

Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia tidak ada, bersikap baik bila menjumpainya, dan juga hendaknya kita undang untuk datang ke rumah. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka jinak dan sayang kepada kita.

Adab Islam Dalam Bertetangga

Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan/kekeliruan mereka dan jangan pula bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan mereka.

Kita juga dilarang mengganggu tetangga, baik harta atau kehormatannya. Keadaan dan keamanan hartanya harus kita jaga. Karena itu bila kita dititipi tetangga rumah dan harta bendanya, maka kita harus jaga amanah dan keamanannya dengan baik.

Rasulullah SAW menyatakan dalam sabdanya: "Yang disebut seorang mukmin ialah mereka yang mampu memberikan keamanan bagi mukmin yang lainnya, baik keamanan diri maupun keamanan harta”. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Al Hakim).

Menjaga rahasia tetanggaa adalah merupakan bagian dari hal ini. Kehormatan diri dan keluarga tetangga juga harus kita jaga dan lindungi. Hendaknya kita tidak merusak kehormatan mereka. Kita harus jaga aibnya, dan tidak kita sebar luaskan kepada orang lain. Sebab menjaga aib itu berarti juga menjaga kehormatannya.

Memelihara Hak-hak Tetangga, Terutama Tetangga yang Paling Dekat

Diantara hak tetangga yang harus kita pelihara adalah menjaga harta dan kehormatan mereka dari tangan orang jahat baik saat mereka tidak di rumah maupun di rumah, memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata dari keluarga mereka yang wanita dan merahasiakan aib mereka.

Adapun tetangga paling dekat memiliki hak-hak yang tidak dimiliki oleh tetangga jauh. Hal ini dikutip dari pertanyaan ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Nabi menjawab, "Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR. Bukhari, Abu Dawud).

Membangun Rumah Tanpa Mengganggu Tetangga

Ketika kita akan membangun rumah, usahakan agar bangunan rumah tidak sampai menghalangi sinar matahari tetangga. Letak bangunan pun jangan sampai melampaui batas tanah milik orang lain. Perhatikan pula tanaman-tanaman kita yang cabang-cabangnya melewati rumah tetangga.

Karena jika melewati pekarangan tetangga, kita tidak boleh melarang mereka untuk memetik buahnya atau menebas cabangnya karena cabang tanaman tersebut memang sudah menjadi hak milik tetangga kita.

Namun sebagai tetangga kita pun punya etika yang harus dijaga. Walaupun menancapkan kayu di dinding orang lain tidaklah dilarang, namun jangan sampai kita merusak atau merobohkan dinding tersebut. Selain itu peletakan kayu tersebut bukan didasarkan karena main-main tapi karena kebutuhan yang tidak ada jalan lain selain melakukannya.

Memberikan Makanan kepada Tetangga

Rasulullah SAW bersabda kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, Yang artinya: “Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu” (HR. Muslim).

Adapun tetangga yang pintunya lebih dekat dari rumah kita agar lebih didahulukan untuk diberi.

Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi

Previous
« Prev Post

1 komentar:

  1. orangtua saya selalu mengingatkan..bahwa tetangga adalah keluarga terdekat bagi kita..maka kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga.....keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete