Tanda Haji Mabrur - Pelaksanaan Haji di tanah Suci pada Bulan Dzulhijjah bersamaan waktunya dengan pelaksaan umat Islam merayakannya dengan menjalankan sholat ied idul adha setelah seharian kemarin juga melaksanakan ibadah sunnah puasa arafah dan setelah menunaikan ibadah sholat ied idul adha ini dilanjutkan dengan menunaikan amalan ibadah qurban. Karena banyak pula hikmah dalam berqurban yang kita dapatkan.
Selain dari menunaikan ibadah qurban ini di tanah air, saudara-saudara kita muslim di seluruh dunia juga telah melaksanakan puncak ibadah haji yaitu wukuf di bukit Arafah yang telah dilaksanakan kemarin pada tanggal 9 Dzulhijjah. Banyak pula keutamaan serta hikmah ibadah haji yang dapat kita petik selama menjalankan ibadah haji di tanah suci.
Bagi yang telah melaksanakan ibadah haji ini tentunya mendapatkan haji yang mabrur adalah keinginan dan niat yang ingin didapatkan. Karena memang besar dan utamanya ibadah haji ini bila kita bisa mendapatkan haji yang mabrur. Lalu bagaimana dengan ciri-ciri kalau beribadah haji itu akan mendapatkan haji yang mabrur.
Ini adalah sebagian dari isi artikel saudaraku Berbagi Beragam Info Kesehatan yang selain mengupas masalah kesehatan juga ada pula isi postingannya yang bertemakan islami yaitu dalam salah satu entri terbarunya yaitu mengenai tanda haji mabrur.
Banyak amalan yang diutamakan dalam bulan dzulhijjah ini. Keutamaan bulan dzulhijjah salah satunya menjalankan ibadah haji dan juga berqurban di hari raya Idul Adha. Ada beberapa keutamaan hikmah qurban yang bisa kita dapatkan bila melaksanakannya dalam bulan mulia Dzulhijjah ini. Kembali ke dalam pokok pembahasan kali ini. Segala amal ibadah seorang muslim akan diterima Allah Subhanahu Wa Ta'ala selama dijalani dengan niat yang lurus dan sesuai tuntunan bagi tuntunan yang terdapat dalam Al-Qur'an maupun yang terdapat dalam al-hadist.
Demikian juga kemabruran haji dapat diupayakan oleh setiap muslim yang berhaji ke tanah suci. Haji yang mabrur adalah haji yang diterima oleh Allah lantaran dilaksanakan dengan sempurna yang memenuhi semua syarat dan rukunnya demikian adalah pengertian haji mabrur. Dan ada pula beberapa cara mendapatkan haji mabrur.
Sebenarnya yang mempunyai hak menilai kemabruran haji seseorang hanyalah Allah Ta'ala. Dan sebagai manusia kita hanya bisa menilai mabrur tidaknya haji dari pandangan manusia saja. Ada beberapa tanda haji mabrur menurut para Ulama Islam berdasarkan akan keterangan serta nash Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Berikut beberapa tanda-tanda seseorang mendapatkan pahala haji mabrur adalah sebagai berikut :
- Segala amalan ibadah haji dilakukan dan berdasarkan atas keikhlasan mendapatkan keridhoan Allah Ta'ala dan juga dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dalam melaksanakan ibadah haji ini kita harus benar-benar meluruskan niatan hati kita ikhlas karena Allah, bukan karena kita naik haji karena gengsi, untuk status sosial atau niat keliru lainnya untuk mendapatkan pandangan masyarakat saja. Inilah salah satu ciri haji yang mabrur.
- Harta yang digunakan dalam melaksanakan haji tersebut adalah dari hasil harta yang halal. Karena sesuatu yang baik dalam hal apa pun akan menghasilkan hasil yang baik bila hal tersebut juga berasal dari yang baik. Untuk itu bila kita memang menginginkan pergi haji dan melaksanakan ibadah haji maka kita juga harus bisa memastikan harta yang dipakai kita adalah halal agar bisa bisa nantinya mendapatkan haji yang mabrur.
- Melaksanakan serangkaian ibadah haji yang telah dituntunkan dan ditambah serta dipenuhi dengan amalan-amalan ibadah lainnya yang menyertainya seperti halnya memperbanyak dzikir di Masjidil Haram, memperbanyak sedekah di kala haji dan berkata-kata yang baik. Point pentingnya adalah dengan banyak melakukan kebaikan di dalam melaksanakan haji tersebut. Di antara amalan khusus yang disyariatkan untuk meraih haji mabrur adalah bersedekah dan berkata-kata baik selama haji. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang maksud haji mabrur, maka beliau menjawab :"Memberi makan dan berkata-kata baik." (HR. Al-Baihaqi 2/413 (no. 10693).
- Tidak melakukan perbuatan maksiat khususnya dalam melaksanakan ihram. Larangan berbuat maksiat ini memang dalam setiap tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya saat sedang melaksanakan haji, maka meninggalkan perbuatan-perbuatan maksiat adalah salah satu cara dan tips agar haji kita memperoleh kemabruran. Hal-hal yang termasuk dilarang dalam ihram dan haji adalah rafats, fusuq dan berbantah-bantahan selama mengerjakan haji. Pengertian rafats adalah semua bentuk kekejian dan perkara yang tidak berguna. Termasuk di dalamnya bersenggama, bercumbu atau membicarakannya, meskipun dengan pasangan sendiri selama ihram. Fusuq adalah keluar dari ketaatan kepada Allah, apapun bentuknya. Dalilnya adalah salah satunya hadist Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yaitu :"Barang siapa yang haji dan ia tidak rafats dan tidak fusuq, ia akan kembali pada keadaannya saat dilahirkan ibunya." (HR. Muslim (1350).
- Kebaikan dan amal sholehnya meningkat setelah pergi melaksanakan ibadah haji. Salah satu tanda diterimanya amal seseorang di sisi Allah adalah diberikan taufik untuk melakukan kebaikan lagi setelah amalan tersebut. Sebaliknya, jika setelah beramal saleh melakukan perbuatan buruk, maka itu adalah tanda bahwa Allah tidak menerima amalannya. Sama halnya dengan diterima amalan ibadah puasa ramadhan maka bila sebelas bulan berikutnya amalan ibadah kita meningkat maka itu adalah salah satu tanda ibadah puasa Ramadhan kita diterimaNya. Sehingga tentunya kita lebih memahami bahwasannya setelah melaksanakan ibadah haji maka amalan ibadahnya akan semakin baik, banyak bertaubat setelah haji, berubah menjadi lebih baik baik dalam ibadahnya kepada Allah dan juga hubungannya antara sesama manusia, memiliki hati yang lebih lembut dan bersih, ilmu dan amal yang lebih mantap dan benar, kemudian istiqamah di atas kebaikan itu adalah salah satu tanda haji mabrur.
Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi
0 komentar:
Post a Comment