Home » » Tawakal Kepada Allah Ta'ala

Tawakal Kepada Allah Ta'ala

Tawakkal artinya adalah percaya akan pertolongan dan dukungan Allah. Tentunya sikap tawakal ini harus disertai dengan sikap dalam menempuh segala hal yang berhubungan dengan segala macam usaha serta ikhtiar. Karena tawakal tanpa diserta usaha adalah nol hasilnya. Tawakal kepada Allah adalah merupakan bagian dari ibadah hati yang paling utama dan akhlak iman paling agung yang terdapat dalam agama Islam yang mulia ini.

Dalam Islam pengertian tawakal adalah tawakkul yang artinya adalah mewakilkan atau menyerahkan. Dan juga mempunyai arti berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu keadaan yang dihadapi. Imam Imam Ahmad bin Hambal mendefinisikan arti serta makna tawakkal ini adalah sebagai aktivitas hati, artinya tawakal itu merupakan perbuatan yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakal juga bukan merupakan sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi/ Tahdzib Madarijis Salikin, : 337).

Hakikat dan hikmah tawakkal kepada Allah adalah merupakan bentuk dari penyandaran hati kepada Allah. Ini adalah puncak perwujudan tauhid dan akumulasi keimanan pada dir seorang mukmin. Tingkat perwujudan yang tertinggi adalah dengan mewujudkan sikap tawakal dengan jujur. Tawakal adalah akumulasi keimanan. Tetapi mengupayakan sebab-sebab, tidak menodai tawakal, tidak juga bertentangan dengannya, bahkan tindakan ini adalah bagian dari tawakkal itu sendiri.

Tawakal Kepada Allah

Sikap tawakal kepada Allah memiliki rahasia yang sangat menarik di dalam menjadikan seseorang bisa meraih pertolongan dan keberhasilan, baik dalam hal bepergian, usaha dagang, perjuangan atau usaha mencari sesuatu. Rasulullah SAW bersabda, “Jika ada seseorang keluar dari rumahnya, lalu ia berdoa, ‘Dengan menyebut asma Allah.Saya bertawakal kepada Allah, tiada daya upaya dan kekuatan kecuali atas kuasa dan izin Allah.’ Ketika itu dikatakan kepadanya, ‘Kamu diberi petunjuk (kepada jalan yang benar), kamu diberi kecukupan dan ditanggung serta kamu dijaga.’ Lalu setan pun menjauh darinya, lalu ada setan lainnya berkata kepada setan pertama, ‘Bagaimana kamu bisa menggoda dan menyesatkan seseorang yang telah diberi petunjuk, diberi kecukupan, ditanggung, dan dijaga?’” (HR. Abu Dawud).

Doa, Usaha (ikhtiar) dan tawakal adalah merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya. Do’a adalah salah satu sarana untuk pendekatan kepada Allah SWT yang biasa disebut taqarrub ilallah. Agar doa dikabulkan oleh Allah SWT , ada syarat-syarat yang harus dipehuhi seperti yang tercantum dalam Al-Qur'an yang artinya :" Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah [2] : 186).

Tawakal juga ada ketika kita sedang berusaha mencari dan menjemput rejeki yaitu sebuah usaha dalam mencari rezki yang halal dan berkah. Bagaimana mencari suapan yang halal kepada anak dan juga istri juga. Maka dalam hal ini seorang hamba yang beriman kepada Allah Ta’ala, dalam usahanya mencari rejeki, tentu dia tidak hanya mentargetkan jumlah keuntungan yang besar dan berlipat ganda, tapi lebih dari itu, keberkahan dari rezki tersebut untuk memudahkannya memanfaatkan rezki tersebut di jalan yang benar. Dan semua ini hanya bisa dicapai dengan taufik dan kemudahan dari Allah Ta’ala. Maka tentu ini semua tidak mungkin terwujud tanpa adanya tawakal yang benar dalam hati seorang hamba.

Dalam segala urusan, kita memerlukan taufik dan pertolongan Allah Ta’ala. Sebab, Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Allah mengetahui apa yang terbaik dan terburuk bagi kita. Allah bijaksana dalam mendidik, merawat dan memenuhi semua keperluan hidup kita. Allah sangat tulus menginginkan kebaikan bagi kita.

Dalam menghadapi segala urusan, kita tidak bisa mengandalkan kemampuan kita sendiri. Bisa jadi kita dikaruniai banyak harta, kecerdasan pikiran, kekuatan fisik, ketampanan atau kecantikan wajah dan kelebihan-kelebihan fisik lainnya. Namun kita tetap makhluk yang bodoh, lemah dan memiliki kemampuan serba terbatas. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Kuat dan Maha Sempurna.

Dalam menghadapi segala urusan, sudah selayaknya kita senantiasa bersandar, berserah diri dan memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala semata. Kita harus mendekat kepada Allah Ta’ala, mengadukan persoalan yang kita hadapi kepada-Nya dan meminta keputusan terbaik dari-Nya. Hal itu agar keputusan yang kita ambil terbebas dari campur tangan hawa nafsu dan bisikan setan yang hendak menjerumuskan kita.

Tawakal yang merupakan perintah Allah dan sunnah Rasulullah SAW, jika dilakukan dengan baik dan benar, insya Allah tidak akan menjadikan seorang hamba menjadi hina dan tidak memiliki apa-apa. Karena inilah arti tawakal dalam Islam. Karena tawakal tidak identik dengan kepasrahan yang tidak beralasan. Namun tawakal harus terlebih dahulu didahului dengan adanya usaha yang maksimal. Hilangnya usaha, berarti hilanglah hakekat dari tawakal itu.

"Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan memberikan baginya jalan ke luar (bagi semua urusannya). Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluan)nya" (QS ath-Thalaaq:2-3)
.

Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment