Kejadian kerusuhan lapas belakangan ini semakin santer diberitakan. Sepertinya belum lama kasus pembakaran lapas tanjung gusta di Medan bulan Juli lalu, baru-baru ini pembakaran lembaga pemasyarakatn terjadi juga di lapas labuhan ratu kabupaten batubara Sumatera Utara belum lama ini. Sehingga tentunya hal ini juga membuat para jajaran Kemetrian Kehakiman Dan Hukum harus berbuat lebih banyak lagi agar kasus kerusuhan di Lapas tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Begitu banyaknya nara pidana yang menghuni lembaga pemasyarakatan tidak sesuai dengan kapasitas yang tersedia di lapas-lapas yang ada di Indonesia ini. Kelebihan kapasitas lapas juga ditengarai sebagai salah satu penyebab kerusuhan di lapas tersebut. tentunya juga dengan sebab-sebab lainnya yang memicu terjadi bentrok dan juga pembakaran di beberapa lembaga pemasyarakatan di negara kita ini.
Penyebab rusuh LP tanjung gusta setelah dilakukan penyidikan dan juga penyelidikan ada beberapa hal. Diantaranya adalah karena minimnya pasokan air dan listrik, dan juga minimnya fasilitas yang seharusnya bisa dinikmati oleh keseluruhan warga binaan yang ada di dalamnya.
Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bambang Rantam Sariwanto membenarkan salah satu Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 adalah penambahan dan perbaikan fasilitas LP di seluruh Indonesia. Namun, ia menyangkal anggaran untuk program itu mencapai Rp 1 triliun seperti yang diberitakan selama ini.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Joko Suyanto menduga aksi pembakaran yang dilakukan narapidana di LP Tanjung Gusta diakibatkan kemarahan para napi yang kecewa lantaran pasokan air dan listrik macet selama beberapa hari ini. Padamnya listrik dikarenakan gardu di wilayah tersebut terbakar.
Seperti diketahui, kerusuhan pecah di dalam Lapas Labuan Ruku, Sumatera Utara pada Minggu (18/8/2013) sekitar pukul 17.00. Peristiwa bermula saat tahanan memanggil sipir dan memukulinya. Diduga ada tahanan yang memprovokasi hingga akhirnya terjadi kerusuhan dan pembakaran. Seluruh gedung perkantoran terbakar, demikian juga dapur dan bagian Blok C.
Ketika itu, lapas hanya dijaga dua orang aparat kepolisian dan dua petugas lapas. Data sementara, sebanyak 22 warga binaan berhasil ditangkap kembali dan tiga orang menyerahkan diri. Saat ini kepolisian dan TNI masih berupaya mengejar warga binaan yang melarikan diri.
Menurut Denny, selaku wakil menteri Hukum dan HAM Indonesia permasalahan di lapas memang meningkat menjelang pemberian remisi seperti hari raya Idul Fitri dan Hari Kemerdekaan RI. Denny mengatakan, pihaknya sebelumnya telah mengantisipasi hal itu dengan meningkatkan pengamanan dan berkoordinasi dengan polisi setempat.
Adapun penyebab lain kerusuhan lapas masih dilakukan investigasi. "Sebenarnya pengamanan di lapas sudah dikoordinasikan dengan kepolisian. Lebih jelasnya tetap dilakukan investigasi mendalam. Tapi antisipasi agar ini tidak terjadi di tempat lain, kerja sama antara TNI dan Polri diintensifkan," terang Denny.
Terima Kasih Telah Membaca & Silakan berbagi dengan sahabat lainnya Sharing Informasi
0 komentar:
Post a Comment